Sudah tidak relevan menyebut sistem operasi GNU/Linux sebagai sistem operasi untuk kutu buku berkaca mata tebal dan mungkin berjerawat. Kalau Anda mau bereksplorasi, GNU/Linux justru sudah dipakai di kalangan pengguna awam, bahkan di lingkungan yang memberi kesan ah … tidak mungkin mereka pakai GNU/Linux.
Beberapa waktu terakhir, koperasi menjadi subyek penerapan perangkat lunak FLOSS (Free/Libre Open Source Software) atau teknologi yang berhubungan langsung/tidak langsung dengan itu. Peringatan Hari Koperasi di Bali adalah salah satu buktinya. Oleh sebab itu, tak berlebihan menyebut koperasi adalah implementator GNU/Linux yang patut diperhatikan oleh pegiat perangkat lunak terbuka.
Kabar Linux berkesempatan menghubungi salah satu koperasi di Lampung yang berhasil menerapkan GNU/Linux pada lingkungan komputasinya.


KSP Kopdit Mekar Sai didirikan pada 27 Januari 1992 sebagai koperasi simpan pinjam. Terletak di Jl. Ir. Juanda No. 75, Pahoman, Enggal, Bandarlampung, Lampung, koperasi ini menggunakan GNU/Linux sejak 23 Juli 2018 lalu. Mereka memilih distribusi Linux Mint dan dipasang pada seluruh komputer (PC) kantor sebagai alat kerja atau alat operasional kantor.
Staf TI berperan penting dalam proses migrasi ke Linux Mint. Ketika ditanya alasan migrasi ke GNU/Linux, legalitas menjadi alasan kuat mengingat sebelumnya mereka menggunakan sistem operasi bajakan. Mungkin ada yang berpendapat, mengapa tidak membeli lisensi sistem operasi yang sebelumnya dipakai secara bajakan?. Pastinya terlalu mahal. Menggunakan GNU/Linux berarti menggunakan sistem operasi legal tanpa mengorbankan banyak biaya. Selain legalitas, menghindari virus juga menjadi alasan kuat peralihan mereka ke GNU/Linux.
Proses migrasi ke GNU/Linux diawali dengan pengenalan sistem operasi kepada karyawan yang dibagi dalam tiga bagian; bagian keuangan, usaha, dan layanan. Masing-masing diberikan pengenalan sekali selama kurang lebih satu jam sepulang kerja dimulai tanggal 19 hingga 21 Juli 2018. Setelah pengenalan, koperasi langsung memigrasikan 20 PC dan 4 laptop kantor pada tanggal 21 Juli 2018. Tepat 23 Juli, migrasi selesai dan secara sah seluruh operasional kantor menggunakan Linux Mint.

Memigrasikan sistem operasi ke GNU/Linux adalah perkara mudah. Bagian “sulit” adalah memitigasi kendala-kendala yang muncul setelah itu. Pihak KSP Kopdit Mekar Sai mengakui, mereka perlu membiasakan penggunaan Linux Mint berikut aplikasi kantor LibreOffice serta memastikan kompatibilitas berkas spreadsheet lama .xls dengan LibreOffice Calc. Kendala lainnya adalah belum terbiasanya pengguna menggunakan model berbagi data dalam jaringan. Mereka mengatasi kendala itu dengan menyesuaikan berkas lama seperti .doc dan .xls dengan LibreOffice saat sebelum melakukan migrasi serta memanfaatkan Samba Share untuk berbagi data.
GNU/Linux sangat membantu operasional koperasi. Dalam sesi tanya jawab daring nonrealtime dengan Kabar Linux, mereka merasakan ringan ketika GNU/Linux digunakan untuk mengakses program di lingkungan awan. “Anggapan kebanyakan orang Linux itu susah, tapi kami membuktikan bahwa Linux itu tidak sulit, dan yang sangat penting adalah apa yang kita gunakan adalah LEGAL dan untuk masalah keamanan data yang tidak kalah penting, sudah saatnya koperasi menggunakan program yang legal dan mumpuni terutama untuk masalah keamanan data,” terangnya.


wah keren.. semoga FLOSS semakin berkembang lagi. 🙂
Mantap, semoga makin banyak yg mengunakan FLOSS
mantap jiwa dah, Spirit the FLOSS
satu kantor sukses pake GNU/Linux, kantor selanjutnya di Lampung siap menyusul…
Sukses Migrasinya,smoga bisa di susul oleh koperasi lainnya.
Yg terpenting LEGALITAS.
Salam FLOSS.
Selain itu, ancaman virus semakin berkurang.
MasyAllah.. mudhan semakin bnyak instansi yg berpindah ke yg lbh baik,. dan semoga negara ini semakin baik lagi kedepannya dengan banyaknya yg sadar hal” seperti ini.
Keren. Dari pengalaman saya, kendala paling besar adalah aplikasi office. Performa dan kompatibilitas terhadap ms. office, yg jd kendala. Sukses migrasi nya gan
Iya betul mas, apalagi kalau kerja di instansi yg perlu dokumen dan segalanya masih serba windows. kalau laptopnya sendirian pake Linux kadang agak susah ngikuti yg pake Windows. 😐
Salah satu solusinya mungkin menggunakan format PDF untuk pertukaran dokumen.
Semoga betah di Linux, yg susah itu bertahan pake Linuxnya,
Semoga muncul lembaga-lembaga lain yang juga migrasi ke Distro Linux
Mantap … semoga istiqomah … 🙂
Semoga kopdit sehati segera menyusul
Linux itu asik dan mengasikan.