Ada ratusan bahkan ribuan distribusi/distro Linux yang ada dan siap dipasang di komputer pengguna. Tapi, dari sekian banyak distro Linux, apakah ada distro asli buatan Indonesia? Oh, banyak. Bahkan beberapa di antaranya sudah saya beritakan di blog ini.
Dalam “kamus” artikel ini, kata “asli” merujuk pada proyek distro lokal yang unik atau proyek serius yang dikembangkan di Indonesia, bukan “asli” dalam segi teknis.
Penasaran distro Linux asli Indonesia apa saja yang bisa Anda coba? Berikut beberapa di antaranya,
1. IGOS Nusantara
IGOS Nusantara merupakan proyek open source yang ditangani oleh Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama komunitas. Sejak tahun 2006, pengembang IGOS Nusantara (IGN) sudah merilis 11 varian Desktop versi mayor (IGN 2006, IGN 2007, IGN 2008, IGN 2009, IGN 2010, IGN 2011, IGN 8.9, IGN D9, IGN X, IGN 2016, dan IGN 12.12), ditambah beberapa versi minornya, seperti IGN X.1.
Selain menyediakan varian Desktop, distro berbasis Fedora ini juga menyediakan varian Server (saat ini sudah memasuki versi 2.0) dan varian untuk arsitektur ARMโbisa difungsikan sebagai lingkungan Internet of Things.
Tidak hanya berperan menyediakan sistem operasi yang handal, tim pengembang IGN juga memiliki sub-proyek IGNSDK. Sebuah tool untuk mengembangkan aplikasi desktop berbasis teknologi web.
Status: aktif
Situs IGOS Nusantara: igos-nusantara.or.id
Situs IGNSDK: ignsdk.web.id
2. BlankOn
BlankOn merupakan salah satu proyek open source populer di Indonesia. Digawangi oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI), BlankOn Linux diluncurkan pertama kali pada tanggal 10 Februari 2005.
Pada awalnya, di versi 1.0 dan 1.1, BlankOn dibangun dengan basis sistem Fedora. Selanjutnya, versi 2 (Konde), 3 (Lontara), 4 (Meuligoe), 5 (Nanggar), 6 (Ombilin), dan 7 (Pattimura) berbasiskan Ubuntu. Nah, dimulai versi 8 (Rote), distro berlogo OI ini menggunakan Debian sebagai basis sistemnya.
Versi paling baru BlankOn adalah BlankOn X dengan nama kode Tambora. BlankOn X “Tambora” merupakan BlankOn versi terbaru yang hadir dengan banyak sekali fitur baru.
Status: aktif
Situs BlankOn: blankonlinux.or.id
3. GrombyangOS
Bisa dikatakan, GrombyangOS adalah distro lokal yang masih baru kinyis-kinyis. Baru dirilis hampir satu tahun yang lalu.
Distro yang dikembangkan oleh grOS-TEAM (julukan pengembang GrombyangOS) ini fokus pada pendidikan. Beberapa aplikasi pendukung aktivitas pendidikan yang bisa ditemukan di distro ini di antaranya Kalzium, BKchem, LibreOffice, KBruch, KAlgebra, Othman Quran Browser, KGeography.
Hingga saat ini, GrombyangOS sudah memasuki versi 2.0, yang diluncurkan pada bulan Agustus 2015 yang lalu.
Status: aktif
Situs GrombyangOS: grombyang.or.id
4. TeaLinuxOS
Distro berlambang daun teh ini merupakan distro turunan Ubuntu yang fokus pada pemrograman. Dikembangkan oleh Dinus Open Source Community (DOSCOM), TeaLinuxOS membawa filosofi “Nikmatnya sebuah racikan”.
Pertama kali dirilis, TeaLinuxOS menggunakan desktop environment default GNOME. Kemudian untuk versi 4 ke atas memakai LXDE.
Sampai sekarang, pengembang TeaLinuxOS sudah merilis 8 versi; versi 1.0 (Green Tea) berbasis Ubuntu 8.04, 2.0 (Black Tea) berbasis Ubuntu 9.10, 3.0 (White Tea) berbasis Ubuntu 10.10, 4.0 (Oolong Tea) berbasis Lubuntu 11.10, 5.0 (Kukicha Tea) berbasis Lubuntu 12.10, versi 7.0, dan versi 8.0.
Status: aktif
Situs TeaLinuxOS: tealinuxos.org
5. Desa OS
Desa OS merupakan distro Linux yang cocok dipakai di wilayah pedesaan dan bisa diinstal di komputer bersepesifikasi rendah.
Dikembangkan oleh Developer Gedhe Foundation, Desa OS dilengkapi dengan aplikasi Sistem Komunikasi Antar Rakyat (SiKomAr) dan Sistem Informasi Desa (Sidesa 2.0).
Desa OS merupakan distro berbasis Ubuntu. Dan saat ini sudah menginjak versi 2.0.
Status: aktif
Situs Desa OS: www.desaos.id
6. DracOs Linux

DracOs dengan Openbox (FB Zico Ekel)
Drac0s Linux merupakan satu-satunya distro Linux asli Indonesia yang fokus di bidang penetration testing.
Pengembangannya dimulai oleh Zico Ekel tahun 2015.
Bagi yang ingin tahu beda antara Dracos Linux dan distro-distro penetration testing lain, bisa membaca pernyataan manajer proyek, Zico Ekel, di tautan ini.
Status: aktif
Situs DracOs Linux: dracos-linux.org
7. Zencafe
Zencafe merupakan distribusi GNU/Linux berbasis Slackware dan Zenwalk. Ia dirilis pertama kali pada tanggal 9 April 2007 dan terus dikembangkan selama beberapa tahun oleh Anjar Hardiena.
Distro ini ditujukan untuk Warnet (Warung Internet), oleh karena itu ia membawa perangkat lunak pengelola Warnet (Internet Cafe Management Software) Mkahawa.
Selain aplikasi khusus pengelola warnet, Zencafe juga dilengkapi dengan OpenOffice, peramban Firefox, Pidgin, GYachE, autorecovery, dll.
Zencafe termasuk distro ringan yang dapat diinstal di komputer berspesifikasi rendah.
Rilis terbaru, Zencafe 3.2 RC1, hadir 2 Mei 2014 sebelum ia total berhenti dikembangkan.
Status: mati
Situs: www.zencafe.web.id
Distrowatch: Zencafe
8. Xenta OS
Xenta OS adalah distro GNU/Linux yang relatif baru. Dikembangkan oleh Dindin Hermawan, Xenta OS dibangun dengan basis Linux Mint. Xenta OS dilengkapi dengan desktop environment Cinnamon, peralatan perkantoran LibreOffice dan Kingsoft Office, peramban Firefox, pengolah grafis GIMP dan Inkscape, serta aplikasi lainnya.
Laporan seputar Xenta OS juga pernah Kabar Linux terbitkan di tautan ini.
Status: aktif
Situs: www.xentaos.org
Saya yakin, daftar distro Linux asli Indonesia ini belum lengkap. Bila Anda memiliki data distro Linux lokal lain, silakan tuliskan komentar di bawah ini.
Daftar ini akan terus diperbarui secepatnya.
very well
singkat padat dan jelas gan ๐
Terimakasih, semoga bermanfaat ๐
nyobain os tea ah,, kayanya keren nih … hehe ๐
thanks infonya gan … ๐
Sama-sama kak 8)
ada namanya Garuda OS juga. dulu pernah coba. pakai desktop KDE ๐
kalau aku pengguna Blankon awal pakai 7 pattimura ๐ ๐
pertama kenal linux pakai Pattimura ini karena adapatasi dari windows
Garuda OS bagus, sayang karena ada masalah legalitas, jadi kurang asik kalau disebut “asli”.
Anyway, terima kasih sudah berbagi pengalaman mbak Evelyn, pengguna BlankOn ternyata ๐
Iya ini pernah denger kontroversi seputar Garuda OS cuma apa gitu lupa masalahnya
hehehe saya masih dual OS, OpenSuse dan Mikocok 7 64 bit ultimate, knp saya masih pake mikocok karena memang beberapa software yg saya gunakan belum ada padanannya di distro apapun, pake WINE juga masih sering crash
Tidak apa-apa mas Bayu jika memang software yang dipakai masih membutuhkan Windows, tidak perlu dipaksakan, asal legal mas ๐
zencafe gak masuk? didevelop sama pak anjar hardiena
Yang ini ya mas Yasin? http://distrowatch.com/table.php?distribution=zencafe
Iya yg itu
Siap, terima kasih mas Yasin ๐
Sebenarnya dy bikinnya dua distro yg satu nya tadi kan Zencafe satunya lagi namanya Adiva
Cukup sulit mencari referensi tentang Adiva, lebih mudah Zencafe. Nanti kalau dapat info banyak, akan saya tambahkan. Terima kasih mas ๐
saya taunya cuma blankon dracos sama xenta ternyata masih ada lagi
nice info.
Yang baru BeeFree OS 18.2.1 BETA2, udah bisa install windows app dan udah dimasukin aplikasi profesional bukan abal2, bisa install aplikasi offline
@disqus_v3j6YL9x2b:disqus Jangan spam, cukup perkenalkan sekali saja, tapi detail. Saya akan sisakan satu komentar, silakan edit.
Dulu ada Poci Linux dari Tegal. Seingat saya distro ini diperkenalkan juga ketika ILC. Namun kemungkinan sudah isdet ๐
Nanti coba saya cari-cari informasinya. Kalau kiranya ada info yang perlu saya tahu bisa dikomen di sini ๐
LAOS min, coba cek laos.ilkom.unej.ac.id, mereka mengembangkan distro untuk mahasiswa di jurusan IT. semoga bisa jadi referensi. thnks.
Terima kasih mas @disqus_qEUfMwqjib:disqus, nanti saya ulik lamannya. Semoga bisa dapat referensi banyak di situ ๐
Sepertinya LAOS memang bagus. Tapi, sangat sulit mencari informasi seputar distro ini. Di laman tersebut, hanya tercantum info tentang UKM LAOS, tidak dengan distronya. Blognya pun hampir setahun tidak diperbarui ..
saya bisa bantu komunikasikan ke pengembang LAOS, sepertinya mereka juga akan merilis versi terbaru, LAOS 5 Jinten. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk mengulik LAOS. Akan saya update info selanjutnya disini.
Izin copas. SUmber pasti di cantumkan kok
Daripada sibuk ngembangin sesuatu yang perubahan major dari induk distronya nggak banyak, mending kontribusi ke distro2 yang sudah ada atau fokus ke software development aja, menurut saya. Udah kebanyakan distro rebranding.
Dunia FOSS masih membutuhkan banyak dukungan, dan nggak terbatas di sistem operasi doang.
saya cuma taunya blankon sama dracos doang, ternyata lumayan banyak distribusi linux lokal.
Wah, belum pernah coba ne.. Kayaknya harus di coba.. hehehe
mantap juga ya ternyata banyak juga team open source lokal yang berhasil membuat karyadistro linux asal indo
Mantap juga orang indonesia, bisa buat sendiri
Wih mantap nih.. semoga perkembangan Developer os linux indonesia semakin berkembang ๐
semangat..
Saya pakai Xenta OS min ๐,sebelum makai OS ini saya ingin sekLi menggunakan debian dan linux mint tapi karena punya anak bangsa dan dengan desktop smoothie,akhirnya saya putuskan memakai Xenta OS ๐๐๐
Ga ada yang berbasis ArchLinux? Kalo ada, saya ganti ArcoLinux yang saya pake.
ada om codernate
Min, ini ada distro lagi dari indonesia namanya Ibislinux official webnya di https://ibislinux.org
Saya pakai grombyang os live, di usb. Bisa dibuat mobile tanpa harus bawa laptop ke mana2 sekalian utk promosi OS Linux ke teman2. Tp sayang perkembangan update belum ada lagi.
5
Apa cuma saya yang penasaran dan pengen belajar cara buat distro linux, hehehe
Distro yang belum mati semoga gak mati
dracos koq gak bisa download nih ๐